8 Juni 2012

2.3.2.4 Air Sumur


Air bersih merupaka factor permasalahan utama di kabupaten ini, dimana sampai saat ini ketersediaan air bersih yang memadai sampai saat ini sangat terbatas sekali serta jumlah pengelolaan air bersih yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah secara umum hanya mampu melayani sebagian kecil dari masyarakat. Air hujan dan air sungai menjadi prioritas pemenuhan kebutuhan akan air bersih.
Pada tahun 2011 tidak dilakukan pemantauan untu air sumur karena tidak tersedia dana untuk kegiatan tersebut telah dilakukan uji sampling terhadap beberapa sample air baik  embung maupun air sumurpada tahun 2010 . Dimana, untuk air embung dilakukan uji sample sebanyak 2 lokasi, dan air sumur sebanyak 6 lokasi.
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut secara umum dapat disimpulkan bahwa kualitas air baik  air embung/danau maupun air sumur tidak mamadai untuk konsumsi namun untuk keperluan MCK masih dapat digunakan.
Kualitas air sumur yang ada secara fisik hamper sama dengan kondisi air embung lainnnya dimana pada kualitas air sumur juga secara fisik berwarna, dan berbau serta banyak mengandung (Fe) besi bahkan lebih banyak lagi dari kualitas air embung kandungan Fe nya.
Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan kabupaten yang terletak pada wilayah pesisir laut dimana secara umum aktivitas wilayah ini banyak dipengaruhi oleh kegiatan bahari/kelautan, perkebunan khasnya wilayah pesisir serta pola permukiman khas wilayah pesisir.
Kabupaten ini memiliki sungai-sungai besar dan beberapa anak sungai maupun parit-Parit yang secara umum kegiatan ini dipengaruhi oleh aktivitas pasang surut.
Berdasar kepada pengaruh aktivitas terhadap kabupaten ini, tentunya permasalahan besar timbul karena ada pengaruh dari hulu dan hilir. Aktivitas tersebut secara umum belum begitu signifikan meskipu gejala-gejala kerusakan lingkungan secara berangsur-angsur mulai menunjukan. Pembangunan disatu sisi berkembang dengan pesat seiring dengan perkembangan jumlah penduduk yang terus meningkat, akan tetapi benyak hal yang menjadi tekanan yang diantaranya pemenuhan kebutuhan air bersih yang sampai saat ini menjadi isseu permasalahan utama bagi kabupaten ini.
Berdasarkan uraian diatas tentunya tekanan besar bagi kawasan yang memiliki 2 pengaruh baik  aktivitas dari hulu maupun aktivitas dari hilir. Dengan demikian pemerintah daerah beserta instansi berwenang tentunya harus bekerja keras agar supaya kedepannya yang berkaitan dengan lingkungan hidup dapat teratasi.
Berdasarkan kondisi diatas, sebagai respon terhadap permasalahan-permasalahan kebutuhan air bersih maka dalam hal ini kebijakan-kebijkan penting terkait dengan lingkungan hidup kedepannya harus menjadi prioritas utama karena menyangkut hajat hidup orang banyak.
Dengan demikian sebagai upaya pemenuhan kebutuhan air bersih seperti telah dijelaskan sebelumnya daJarn UU RI Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, maka regulasi-regulasi yang ada perlu diterapkan dalam penyusunan kebijakan pembangunan daerah yang berbasis keberlanjutan dan mengutamakan kelestarian lingkungan hidup.
Agenda atau program-program yang diusulkan dalam menanggulangi menurunnya kualitas air adalah sebagai berikut :
1.         Kebijakan Pemanfaatan dan pengendalian penataan ruang sesuai dengan UU yang berlaku serta regulasi-regulasi lainnya terkait dengan sumberdaya air perlu diperjelas.
2.         Kegiatan reboisasi hutan melalui penanaman pohon-pohon yang memiliki sifat konservatif.
3.         Pemantaun kualitas air secara intensif dan berkelanjutan serta memperhatikan indikasi-indikasi yang mempengaruhi.
4.         Sosialisasi intensif kedapa masyarakat yang dilakukan oleh pemerintah daerah melalui instansi-instansi yang terkait beserta lembaga-lembaga pemerhati lingkungan lainnya.
5.          Khsusunya dalam pemenuhan kebutuhan air bersih, perlu adanya kajian khusus yang dilakukan oleh kantor Pengendalian dampak dan Lingkungan Hidup, serta Dinas ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral ) terkait dengan sumber-sumber air bersih baru beserta system pengelolaannya.
»»  SELANJUTNYA...

2.3.2.3 Air Embung


Embung seperti telah dijelas kan sebelumnya memiliki fungsi sebagai cadangan penyimpanan kebutuhan air. Tetapi dengan tidak tersedianya dana untuk pemantauan kualitas air embung tidak dapat dilakukan sampling.
Kualitas air embung/danau yang berlokasi di kawasan perkantoran Kabupaten Tanjung Jabung Timur, tepatnya di Belakang Kantor Bupati pada tahun 2010 dilakukan pemantauan, secara umum berdasarkan hasil pengamatan memiliki kualitas yang kurang baik  dimana kondisi air secara fisik berwarna agak kekuning-kuningan karna banyak mengandung (Fe) besi, serta berbau.
Berdasarkan hasil pengamatan lainnya seperti di lokasi sampling disekitar Kantor Bappeda Kabupaten Tanjung Jabung Timur memiliki karakteristik yang sama yaitu kualitas air banyak dipengaruhi oleh (Fe) besi sehingga kondisi air secara fisik sama seperti halnya lokasi sampling yang pertama.
»»  SELANJUTNYA...

2.3.2.2 Air Hujan


Pada tahun ini tidak dilakukan pemantauan terhadap kualitas air hujan yang  oleh Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan Kabupaten Tanjung Jabung Timur karena keterbatasan dana .
»»  SELANJUTNYA...

2.3.2.1 Air Sungai


Pada tahun 2011 pemantauan terhadap kualitas air sungai dilakukan untuk menjaga agar sungai terhindar dari pencemaran dan tetap sesuai dengan peruntukkannya. Pencemaran yang terjadi dalam aliran sungai dapat disebabkan oleh pencemar organik dan anorganik.
Pencemar organik yang masuk ke dalam aliran sungai dapat meningkatkan konsentrasi BOD (Biological Oxygen Demand) dan menurunkan konsentrasi DO (Dissolved Oxygen) atau oksigen terlarut dalam aliran sungai. Untuk memperkirakan konsentrasi DO dan BOD pada aliran sungai dapat digunakan aplikasi QUAL2E. QUAL2E merupakan suatu perangkat lunak yang dapat mensimulasikan 15 parameter kualitas air, diantaranya DO dan BOD. Untuk mengetahui parameter-parameter yang mempengaruhi hasil simulasi dilakukan analisis sensitivitas dengan metode pertubrasi parameter. Kalibrasi juga dilakukan agar diperoleh hasil simulasi yang lebih mendekati nilai dari data observasi.
 
Analisis perbedaan antara data observasi dengan data hasil simulasi dilakukan secara statistik melalui uji chi kuadrat. Hasil pemantauan terhadap kualitas air sungai dapat menjadi salah satu dasar dalam memperkirakan upaya pengendalian yang akan dilakukan terhadap sungai tersebut. Salah satu upaya pengendalian terhadap konsentrasi BOO dan DO adalah pengendalian pada sumbernya, yaitu dengan cara menurunkan besarnya konsentrasi BOD dalam limbah yang akan masuk ke aliran sungai. Penurunan konsentrasi BOD dapat dilakukan dengan membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk limbah industri, membangun tanki septik di kawasan pemukiman dan membangun IPAL terpadu untuk limbah domestik. Simulasi terhadap pembangunan IPAL dan tanki septic dilakukan untuk mengetahui penurunan konsentransi BOD setelah adanya upaya pengendalian tersebut. Penggunaan model QUAL2E di Sungai Batanghari dapat membantu memperkirakan profit konsentrasi DO dan BOD yang terdapat pada aliran sungai tersebut, meskipun input data yang dilakukan harus terus disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Pembangunan IPAL terpadu untuk mengolah limbah domestic penting untuk dipertimbangkan karena Iimbah domestik merupakan pencemar utama pada aliran sungai Batanghari Kabupaten Tanjung jabung Timur.
Secara fisik sebagian besar kualitas air di Kabupaten Tanjung Jabung Timur kurang memenuhi syarat untuk keperluan sehari-hari, karena berwarna, berbau dan mempunyai PH yang tinggi, mengingat sebagian besar wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah pantai dan dipengaruhi oleh aktifitas pasang surut air taut. Sebagian besar penduduk memanfaatkan air hujan untuk memenuhi kebutuhan sehari­hari. Dengan demikian secara umum kualitas air sungai diwilayah ini dipengaruhi oleh aktifitas di wilayah hulu, aktifitas diwilayah tengah dan aktifitas diwilayah hilir. Wilayah hulu yaitu dimana air mengalir memalui kawasan perkotaan Kota Jambi dan menjadikannya sebagai saluran primer dari kegiatan perkotaan, diwilayah tengah dipengaruhi oleh aktifitas kegiatan lahan dimana pada umumnya sungai-sungai yang mengalir berwarna karena pengaruh air rawa, dan wilayah hilir selain aktifitas manusia juga dipengaruhi oleh aktifitas pasang surut air laut.
Pemantauan kualitas air yang dilakukan oleh Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan Kabupaten Tanjung Jabung Timur dilakukan pemantauan terhadap kualitas kualitas air sungai yang dilakukan 2 kali datam 1 tahun, Pemantauan kualitas air embung dan kualitas air hujan tidak dilakukan  pemantauan karena keterbatasan dana maupun SDMnya, sedangkan kualitas air sungai dapat digambarkan sebagai berikut :
 
Tabel 2.9
Rata-rata parameter pengukuran kualitas air sungai
Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2011
No.
Titik Pengukuran
Ph
BOO
COD
DO
1
Sungai Lagan
3,22
57,00
107,00
0,00
2
Sungai Lokan
6,52
0,00
0,00
0,00
3
Sungai Teluk Dawan
3,87
44,67
73,33
1,40
4
Sungai Pematang Rahim
4,73
34,50
74,50
0,00
5
S.Batanghari Nipah
6,77
19,50
48,00
21,33
6
S. Batanghari Berbak
6,50
16,00
31,33
0,00
7
S. Batanghari Dendang
6,57
40,00
79,67
3,67
8
S. Batanghari Puding
6,57
26,33
57,33
5,13














 
Tabel 2.10
Rata-rata Kualitas Air Hujan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2011
No.
Parameter
Satuan
Rata-rata
1.
PH
pmhos/em
6,622
2.
DHL
mg/I
43,056
3.
SO4
mg/I
0,001
4.
NO3
mg/I
0,005
5.
NH4
mgli
0,004




Sumber : Hasil Pengamatan


Berdasarkan hasil pengamatan tersebut diketahui bahwa secara umum Persyaratan berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan RI No.90/MENKES/SK/VII/2002 pH air memiliki persyaratan maksimum yang diijinkan yaitu 6,5 - 8,5, dengan demikian pH air sungai di Kabupaten Tanjung Jabung timur memiliki pH rendah yaitu dibawah standar maksimum persyaratan kualitas air bersih untuk konsumsi.
Untuk kondisi BOD, COD dan DO , kualitas air sungai yang masih nampak baik yaitu pada sungai lokan dimana baik  dari pH air meskipun memiliki derajat keasaman yang sedang akan tetapi setidaknya parameter lainnya menunjukan hasil yang lebih baik.
Secara umum, kualitas air sungai di Kabupaten Tanjung Timur memiliki 2 wilayah pengaruh yang signifikan yaitu dari wilayah hulu sebagaimana kita ketahui dipengaruhi oleh kegiatan atau aktivitas permukiman perkotaan Kota Jambi dan Muaro Jambi, sedangkan pengaruh dari wilayah hilir yaitru pengaruh intrusi air laut yang dipengaruhi oleh kegiatan pasang surut mengingat pada wilayah ini setiap tahun dipngaruhi oleh aktivitas tersebut.
Berdasarkan pernyataan salah satu staff ahli di Lingkungan Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, diketahui bahwa pengaruh saat ini bukan hanya dari aktivitas hulu dan hilir, melainkan pengaruh juga dipengaruhi oleh aktivitas masyarakat yang tinggal di Kabupaten Tanjung Jabung Timur sendiri terutama kegiatan permukiman yang pada umumnya terkonsentrasi pada wilayah pinggiran sungai.
Berdasarkan pengamatan Kualitas Air Sungai selain dipengaruhi oleh aktivitas hulu dan hilir yang dalam pengelolaannya tentunya perlu ada kebijkaan yang multi regional, ketidaktahuan masyarakat akan pentingnya menjaga kualitas air sungai banyak dijumpa.
Perilaku tersebut dikatahui dari banyaknya masyarakat yang membuang limbah sampah dan limbah rumah tangga langsung ke badan air sungai. baik  sungai besar maupun sungai kecil.

»»  SELANJUTNYA...